Membaca tulisan kang Awam, saya jadi teringat diri saya sendiri.
Maksud saya, keputusan untuk menikah tempo hari itu ternyata masih menyisakan sedikit kekhawatiran.
Orang tua bilang: “Lakukan saja. Toh, nanti rejeki akan datang sendiri”.
Masa iya? Ada masukan?
Maksud saya, keputusan untuk menikah tempo hari itu ternyata masih menyisakan sedikit kekhawatiran.
- Bagaimana kehidupan setelah memiliki anak?
- Bagaimana menghilangkan kenyamanan hidup sendiri dan harus berbagi dengan anak?
- Bagaima mencukupi nafkah keluarga?
- Bagaimana menyiapkan tempat tinggal plus kendaraan kalo bisa?
- Bagaimana jika saya atau keluarga sakit?
- Bagaimana menyiapkan pendidikan yang layak bagi anak-anak?
- Bagaimana misalnya suatu saat ada rasa jenuh terhadap pasangan (istri)?
- Tidak mudah yakin, cenderung peragu
- Melangkah dengan penuh perhitungan, cenderung lambat
- Banyak pertimbangan, kadang malah terlalu banyak
Orang tua bilang: “Lakukan saja. Toh, nanti rejeki akan datang sendiri”.
Masa iya? Ada masukan?
hihihi..konsep menikahku ngga neko2 ....pokoknya saling respect, komonikasi, dan saling pecaya....itu aja
ReplyDeleteyg lainnya biarlah ngalir kaya air, tapi itu semua harus make perjuangan (jangan sampai meletus perang barathayuda...)
dan jangan menyerah....
Ass
ReplyDelete1.Menikah itu ibadah
2.Rizki sudah ada yg ngatur,jadi jangan bimbang..
menikah itu, trial and error..
ReplyDeletejadi cobalah sendiri dan kamu akan merasakannya dan kemudian berilah komentar..
we will never know, if we never try :-)