Membaca tulisan kang Awam, saya jadi teringat diri saya sendiri.
Maksud saya, keputusan untuk menikah tempo hari itu ternyata masih menyisakan sedikit kekhawatiran.
Orang tua bilang: “Lakukan saja. Toh, nanti rejeki akan datang sendiri”.
Masa iya? Ada masukan?
Maksud saya, keputusan untuk menikah tempo hari itu ternyata masih menyisakan sedikit kekhawatiran.
- Bagaimana kehidupan setelah memiliki anak?
- Bagaimana menghilangkan kenyamanan hidup sendiri dan harus berbagi dengan anak?
- Bagaima mencukupi nafkah keluarga?
- Bagaimana menyiapkan tempat tinggal plus kendaraan kalo bisa?
- Bagaimana jika saya atau keluarga sakit?
- Bagaimana menyiapkan pendidikan yang layak bagi anak-anak?
- Bagaimana misalnya suatu saat ada rasa jenuh terhadap pasangan (istri)?
- Tidak mudah yakin, cenderung peragu
- Melangkah dengan penuh perhitungan, cenderung lambat
- Banyak pertimbangan, kadang malah terlalu banyak
Orang tua bilang: “Lakukan saja. Toh, nanti rejeki akan datang sendiri”.
Masa iya? Ada masukan?